[FF/YAOI/THANKS FOR BE MY LOVE CHAPTER 2]


Title: Thanks For Be My Love chapter 2

Author: Fitria Utami

Genre: Romance YAOI

Rated: M

Length: Chapter

Cast: Choi Jonghun, Lee Hongki and others

=================================

 

Author POV

Bunyi percikan air yang terdengar tatkala beradu dengan sepatu kulit milik Hongki terdengar begitu riuh. Kini Hongki sedang berteduh dibawah ramainya pertokoan di sekitar Myeongdeong. Hujan baru saja turun kurang lebih 15 menit yang lalu dan sampai saat ini hanya tercium bau tanah yang begitu khas. Hongki terlihat masih mengerucutkan cherry merahnya, masih terlihat kerutan di kedua ujung alis tipisnya. Ia mendesah berat, membuang semua ingatan tentang kejadian yang beberapa saat lalu terjadi. Pikirannya melambung jauh, mengingat kejadian yang kini menimpa dirinya. Setelah berulang kali berpikir ia pun beranjak dari tempat yang awalnya menjadi tempat perteduhannya. Ia kembali ke apartment kecil milik namja penolong yang baru 2 hari dikenalnya. Ia tersadar bahwa kejadian yang Jonghun lakukan padanya karena Jonghun berada di bawah pengaruh minuman yang mengandung alkohol itu.

 

Beberapa menit kemudian Hongki telah sampai di tempat tujuannya, berpikir kembali sambil sesekali melirik jam tangan miliknya “12.45 PM KST”. Dengan sekuat tenaga ia mengumpulkan sisa energi yang ia miliki, berusaha menekan bel rumah Jonghun yang berada di depannya, tangannya menolak untuk menekan bel itu, namun entah mengapa otaknya memerintahkan demikian.

“Ting Tong”

Tertekan sudahlah bel rumah milik Jonghun. Hongki tertegun pasrah. Ia akan segera melangkahkan kakinya menjauh dari apartment Jonghun itu, namun suara pintu yang terbuka membuatnya enggan beranjak.

 

Jonghun POV

Kepalaku berat, aku rasa aku terlalu terpengaruh oleh efek memabukkan akibat Soju yang kuminum pagi tadi. Aku hendak melangkahkan kakiku ke kamar mandi ketika aku teringat sesuatu “Hongki, Lee Hongki! Gawat! Pasti penyakit pervertku kambuh ketika meminum soju tadi, apa yang harus kulakukan?”

Kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi, kukucek kedua mataku yang sedikit kemerahan, menggosok gigiku karena wangi alkohol masih tercium pekat menusuk setiap insan yang akan menjadi lawan bicaraku nanti. Kuacak rambut sebahuku yang berwarna senada dengan dinding kamar mandi ini. Kutatap kembali wajahku dicermin lalu terkekeh pelan “Rupanya aku makin tampan, pantas saja dulu aku terpilih menjadi salah satu Ulzzang yang terkenal”

“Ting Tong”

Suara bel mengacaukan aktivitas memuji diri sendiri yang baru saja aku lakukan, aku beranjak meninggalkan kamar mandi dan segera menuju pintu masuk.

 

Hongki POV

“Ckreet”

Pintu terbuka, kuhentikan langkah kakiku yang melangkah jauh beberapa mili bergeser dari bibir pintu. Sontak aku berbalik, berusaha menunduk malu dan segera berkata “Jonghun-ssi, bolehkah aku tinggal disini hingga aku memiliki pekerjaan yang dapat membiayai hidupku?”. Entah mengapa aku terlihat seperti pengemis saat ini, aku memohon pada manusia berparas dewa didepanku agar menerima permohonanku. “Hmm masuklah dulu Hongki-ah, kau terlihat seperti ahjumma penagih hutang karena mengucapkan maksudmu didepan pintu seperti ini”, aku tertegun, semakin dalam, aku menyembunyikan wajah maluku. Aku benar-benar tak ingin melihat sosok Jonghun yang berada didepanku kini, namun aku yakin, wajahku pasti sangat memerah seperti kepiting rebus jika melihat kedua mata kelamnya. Aku sudah mencoba untuk menghilangkan pikiranku tentang kejadian tadi pagi, namun nihil, otakku terus mencerna dan mencerna kembali seolah seperti sebuah virus yang perlahan menggerogoti jiwaku.

“Hei! Apa kau mendengarku?” Suara lembut Jonghun kembali menyeretku ke alam sadar, tetap dalam posisi yang sama aku melangkah masuk ke dalam apartment Jonghun.

 

♡♡♡ JONGKI 종기 ♡♡♡

 

Author POV

“Hongki-ah, aku minta maaf”, kata pertama yang terlontar dari mulut sang pemilik apartment ketika mereka berdua telah duduk diruang tamu adalah kata maaf.

Ya, Jonghun sadar benar dengan kejadian pagi tadi. Iapun memohon dengan membungkuk dalam agar Hongki mau memaafkannya.

“Aku juga minta maaf Jonghun-ssi, aku tahu bahwa kau sedang terpengaruh oleh minuman beralkohol yang kau minum itu”, Hongki berusaha menunduk lebih dalam daripada sang lawan bicara dihadapannya karena ia yakin Jonghun pasti melihat semburat merah dipipinya andai saja ia tak ikut menunduk juga.

“Jeongmal mianhamnida Lee Hongki Hyung, aku bahkan rela memanggilmu Hyung jika kau mau memaafkanku”

“Hahaha”, tawa Hongki pecah begitu mendengar Jonghun memanggilnya dengan sebutan Hyung

“Jadi, kau memaafkanku Hyung?”, Jonghun memainkan puppy eyesnya yang seolah membuat Hongki ingin memuntahkan segala isi perutnya saat itu juga.

“Aku memaafkanmu Jonghun-ssi, tapi berhentilah memanggilku Hyung, karena wajahku terlihat lebih muda darimu”, Hongki terlihat meledek. Tanpa mereka sadari keakraban pun kembali tercipta, setelah sebelumnya ada kejadian yang membuat hubungan mereka sedikit renggang.

“Berhenti memanggilku Jonghun-ssi, jika kau tidak mau berhenti memanggilku demikian, maka aku akan kembali memanggilmu Hyung, atau bahkan aku akan memanggilmu Noona kekekeke”. Bantal lumba-lumba berwarna biru langit yang berada di dekat Hongki pun ia lemparkan telak diwajah sang cassanova. Mereka saling bercanda dan bercerita hingga mereka terlelap kelelahan.

 

♡♡♡ JONGKI 종기 ♡♡♡

 

Gelap. Hanya itu yang bisa dilihat oleh penglihatan terbatas milik sang empunya sepasang mata berlian. Ia bahkan tak menyadari bahwa kini hanya sinar sang rembulan yang menerangi keadaan malam di apartment milik Jonghun, Hongki berjalan menuju pintu yang menuju ke balkon yang belum tertutup itu. Perlahan ia menghirup udara malam yang sangat dingin, ditambah kini ia hanya memakai baju tipis bercorak skull yang dipinjamkan Jonghun pagi tadi. Tak terasa bayangan kelam masa lalunya di Kota Incheon terputar di memorinya, ia begitu mengingat perkelahian appa dan ummanya beberapa bulan lalu hingga mereka hampir bercerai. Entah mengapa Hongki begitu kasihan kepada appanya -Lee Donghae- yang selalu bekerja keras demi membiayai kebutuhan dirinya, adiknya Jaeyoung bahkan ummanya -Lee Hyukjae- yang terlihat seperti perempuan tak baik jika appa pergi melaut. Hongki menghembuskan nafas berat, tanpa sadar ia menggigil, mencengkram kerat kedua bahunya yang bergetar hebat. Hongki berniat beranjak masuk kembali kedalam apartment, namun kakinya seolah membeku, seperti ada cakra kuat dari lantai yang membeku seperti es di musim dingin itu.

 

Jonghun POV

Aku terkaget dan bangun begitu saja ketika kusadari bahwa aku belum sempat menyalahkan lampu. Aku bergegas menuju dinding disudut dapur tempat saklar terdekat berada. Namun belum sempat kulangkahkan kakiku kesana kulihat sosok sang dewi bulan yang tertegun menatap malam Kota Seoul, walau yang kulihat hanya punggungnya aku yakin bahwa sosok dewi bulan itu sedang memikul beban yang berat, tersirat kesedihan mendalam di balik sosok cantik itu. Aku melihatnya sedikit bergetar, kini aku yakin ia pasti sedang menggigil kedinginan. Aku melihat ia ingin segera beranjak dari situ, namun kakinya seolah terhimpit magnet dengan kekuatan kutub positif dan kutub negatif yang saling tarik menarik yang sangat kuat. Kusambar begitu saja selimut tebal yang terpampang dihadapanku. Aku berlari dan menghampiri sosok yang beberapa inchi didepanku kini. Aku memasangkan selimut itu dari depan ke belakang punggungnya hingga ia berbalik ke kiri, menatap wajahku lekat. Kami berdua terhipnotis dengan kekuatan mata lawan kami sekarang.

 

Author POV

“Jonghun-ah, kau sudah bangun kah? Gomawo ne kau telah memberikanku selimut ini”, Hongki berusaha memecahkan keheningan yang tercipta antara mereka berdua. Jonghun beranjak dari tempatnya berdiri lalu mengambil kursi lipat dari dalam apartmentnya. Ia lupa mengambil selimut karena selimut yang tersisa hanya 1 yang sedang dikenakan Hongki. Sedangkan selimut cadangan miliknya sedang tersimpan apik didalam ember pakaian yang belum dicuci. Jonghun mulai mendekati Hongki, disuruhnya pemilik surai coklat kemerahan itu duduk di kursi tersebut. Sementara Jonghun lebih memilih untuk berdiri menantang gagahnya bulan purnama yang memberi kesan romantis bagi setiap pasangan di belahan bumi manapun. Jonghun mulai bersua “Aku terbangun dan melihatmu bergetar, kupikir kau kedinginan, jadi kubawakan kau selimut, kau tak apa Hongki-ah?”

“Gomawoyo Jonghunnie, kau sangat baik padaku, ne, gwaenchanayo, aku hanya teringat pada umma, appa dan dongsaengku, apa kau tidak merindukan keluargamu Jonghunnie?”

Pertanyaan Hongki bagai skak mat buat seorang Jonghun, bagaimana tidak, jika ia ditanya mengenai keluarganya ia tak tahu harus menjawab apa, yang ia ketahui appanya adalah pewaris tunggal Hyundai Department Store dan ibunya terkenal sebagai sosok pemain drama terkenal Kim Kibum. Hanya itu, ia dirawat dan dibesarkan oleh pamannya yang bernama Jung Yunho dan istri pamannya Kim Jaejoong.

“Kedua orang tuaku sudah mati dan aku hidup sebatang kara” Jonghun terpaksa berbohong karena ia yakin Hongki akan bertanya lebih tentang ini itu jika Jonghun menjelaskan hal yang sebenarnya

“Mianhaeyo Jonghunnie, aku tak bermaksud..

“Sudahlah, aku mengerti, oh ya, apakah kau berniat mencari pekerjaan?” Jonghun mencoba mengalihkan pembicaraan, Hongki yang mengetahui dengan persis perubahan scene ini pun segera menjawab pertanyaan pemilik kembar onyx itu

“Ah, ne, seperti yang kau lihat, apa kau bisa membantuku Jonghunnie?”

“Hmm, aku tidak yakin, tapi aku akan mencoba membantumu sebisaku Hongki-ah”

“Jinjjayo? Haha kau memang baik hati Jonghunnie” Hongki bangkit dari tempat duduknya, beralih pada Jonghun yang sedang tersenyum melihat bulan, Hongki ingin mengucapkan terimakasih pada Jonghun karena ia bersedia membantunya mencari pekerjaan, namun tepat sebelum Hongki menggapai Jonghun, kulit pisang yang berdiri rapi dihadapannya tak terelakkan, ia tepat menginjak kulit pisang itu dan sebelum Hongki jatuh tepat diatas lantai yang seolah memiliki jiwa itu ia ditahan oleh tangan kekar milik sang dewa penyelamat dirinya “Choi Jonghun”. Sontak mata berlian milik Hongki bertemu dengan kembar onyx kelam milik Jonghun, keduanya sama-sama tak bersua, tak berkedip, ditambah hanya sinar rembulan yang memancarkan cahaya tepat ditengah mereka berdua menambah kesan romantis seolah mereka sepasang kekasih. Tak terbantahkan! Keduanya saling bertatapan, lama, sangat lama, sebelum suara petir tiba-tiba menghancurkan keromantisan yang baru saja tercipta.

 

♡♡♡ JONGKI 종기 ♡♡♡

 

Author POV

Keesokan harinya, sesuai janji Jonghun kemarin ia akan membantu Hongki mencari pekerjaan, ia mengenalkan Hongki pada salah satu temannya Oh Wonbin, teman masa kecilnya, anak dari teman pamannya, bahkan Jonghun sudah menganggap Wonbin sebagai saudaranya sendiri. Wonbin adalah pemilik dari beberapa cafe yang ada di daerah Apgeujeong, ia dikenal ramah dan memiliki senyum yang manis. Setelah beberapa saat mereka berbincang Hongkipun resmi menjadi salah satu pelayan cafe yang berada tak jauh dari apartment Jonghun itu, Jonghun sengaja meminta pada Wonbin agar Hongki ditempatkan tak jauh dari apartmentnya. Setelah mendapat seragam pelayannya dari Wonbin sang pemilik cafe itu, Wonbin beranjak pergi meninggalkan Jonghun dan Hongki yang tengah menikmati secangkir espresso disudut cafe bernuansa hijau itu, Jonghun beranjak menuju toilet yang berada tak jauh dari tempat Wonbin berdiri untuk menerima telepon, ia samar-samar mendengar

“Jaejinnie..

“…”

“Ah, hari ini..

“…”

“Ne, jam 3 sore ditaman biasa?”

“…”

“Ne, nado..

Jonghun memutar otaknya, Jaejinnie? Jaejinnie? Apakah ia Jaejinnie yang sama yang pernah kumiliki? Apa ia benar-benar Jaejinnieku dulu? Tunggu, aku harus menyelidiki ini dan kupikir aku butuh bantuan Hongki.

 

Hongki POV

Aku sangat senang hari ini, aku mendapat pekerjaan baru, setelah aku sukses dengan pekerjaan yang gajinya tak seberapa ini aku akan mencari tempat tinggal dan tak menyusahkan Jonghun lagi, lalu aku akan kembali ke Kota Incheon untuk memulai segalanya dari awal. Akan kubuat ummaku menjadi umma yang baik dan appaku akan kubuat appa agar mencintai umma dengan tulus, lalu Jaeyoungie, aku akan menyekolahkan dia ke tingkat Universitas. Ah, kupikir ini terlalu dini untuk membayangkan hal-hal yang indah kkkk. Jonghun beranjak menuju toilet namun ia masih sempat menguping pembicaraan Wonbin lewat telepon, ya, aku kira seperti itu. Gelagatnya menunjukkan bahwa ia mendengar sesuatu yang mengguncang dunianya. Aku tak tahu pasti, namun kupikir perkiraanku tepat. Tepat setelah Wonbin mematikan sambungan teleponnya, Jonghun menghampiri Wonbin lalu seolah meminta ijin untuk segera pamit, Jonghun berlari ke arahku, ia menarik tanganku cepat, lalu aku membungkuk menandakan tanda hormat pada bos baruku. Seperti dikejar waktu, Jonghun menarikku begitu saja hingga kami berdua terduduk santai diatas taxi yang aku sendiri tak tahu melaju ke mana.

 

♡♡♡ JONGKI 종기 ♡♡♡

 

Jonghun POV

Entah mengapa, aku sangat penasaran dengan sosok Jaejin yang kudengar samar lewat sambungan telepon Wonbin, akupun mempunyai ide agar aku dapat memergoki kemana perginya Wonbin jam 3 sore nanti, untuk itu aku mengajak Hongki pergi ke salah satu Department Store dan membeli beberapa perangkat untuk menyamar, Hongki hanya tertegun melihat tingkah anehku, dalam keadaan bingung, ia hanya mengangguk tak jelas menyetujui semua permohonanku. Karena kulihat Hongki lemas karena kelaparan, kuajak dia ke kedai Ramyun yang tak jauh dari Department Store yang kami datangi tadi. Kami memesan dua mangkuk ramyun rasa kimchi, ya, ini ramyun favoritku, ternyata begitu juga bagi Hongki. “Slurrrp”, suara ramyun yang bergesekan dengan cherry baby pink milik Hongki terdengar nikmat, aku hanya terkekeh melihat tingkah lucu Hongki saat memakan ramyun, ia mengulanginya, namun kali ini kuah ramyun yang tersisa di setiap helai ramyun itu *?* terciprat mengenai mata Hongki, ia kelabakan, dengan sigap kuraih tangan Hongki yang sudah siap mengucek matanya yang perih, lalu kudekatkan wajahku ke wajahnya, semakin dekat dan kutiup mata kanannya yang terkena percikan ramyun, terlihat air matanya meleleh, aku tahu bahwa ini pasti perih. Aku bertanya pada Hongki yang sekarang kondisinya lebih baik “Tak apa? Makanya makannya itu pelan-pelan, ga ada yang kejar kok Hongki-ah hehe”

“Ah, kau tahu Jonghunnie, aku sangat lapar, dan aku sangat suka ramyun, coba saja ada ramyun rasa pisang, aku kan suka sekali pisang”

“Mwo? Jonghun tersedak, apa? apa kau gila Hongki-ah? Ramyun rasa pisang? Akan seperti apa itu nanti ==”

“Haha aku bercanda Jonghunnie, jangan sampai tersedak gitu dong, jadi muncrat nih”

“Maaf, maaf, iya deh aku bersihin”

“Jangan, ga usah, Jonghun ga usah bersihin, biar Hongki aja”

Jonghun dan Hongki sama-sama mengambil tissue yang ada tepat dihadapan mereka, alih-alih mendapar tissue, mereka beruda malah mendapat skinship, tangan Jonghun bertemu tangan Hongki, dan hal itu membuat sensasi luar biasa dalam jantung mereka berdua. Degupan jantung yang saling beradu membuat mereka kikuk dan salah tingkah, segera mereka menjauhkan tangan mereka masing-masing dan melanjutkan makan dalam diam.

 

 

♡♡♡ JONGKI 종기 ♡♡♡

 

Author POV

Waktu telah menunjukkan pukul 14.46 PM KST tinggal beberapa menit lagi orang yang mereka tunggu keluar dari cafenya, benar saja perkiraan mereka, Oh Wonbin, pria berkacamata hitam dengan setelan jas yang mentereng ditambah sepatu kulit yang mengkilap sedang berjalan menuju mobil sport berwarna senada dengan jasnya itu, mereka berdua mulai membuntuti pria mewah yang baru saja berjarak beberapa meter didepannya menuju suatu tempat dimana mereka akan memulai aksi sebagai agen mata-mata.

 

Motor butut milik Jonghun melesat cepat mengikuti jalur dimana Oh Wonbin menuju tempat yang telah dijanjikan bersama seseorang yang dipanggil Wonbin sebagai Jaejinnie.

“Awas!”, teriakan seorang yeoja jadi-jadian yang tepat duduk di belakang Jonghun mengagetkan sang pengendara begitu saja

“Ada apa Hongki-ah? Kau mengagetkanku”, sontak Jonghun menoleh saat Hongki hanya menjawabnya dengan telunjuk yang diedarkan pada sosok Wonbin yang baru saja memarkirkan mobilnya apik di sudut sebuah taman

“Harusnya kau jangan berteriak awas, melainkan stop”, Jonghun menoleh sementara Hongki telah berdiri sempurna dengan setelan yang kini dipakainya, bersama topi wol berwarna pink pucat dan sepatu cats berwarna senada kini siapapun tak mengelak bahwa Hongki lebih mirip seorang yeoja daripada namja.

Jonghun memperhatikan sosok Hongki didepannya, menelan ludah sebentar lalu berujar

“Apakah kau yakin kau seorang pria Hongki-ah?”

“Eung??”

Jonghun tersadar lalu segera menarik Hongki begitu saja, bersembunyi dibelakang pohon mapple yang berdiri kokoh di sudut tenggara taman, sementara sosok Jaejinnie yang ditunngu Wonbin belum menampakkan batang hidungnya.

 

To be continued….

 

♡♡♡ JONGKI 종기 ♡♡♡

사랑합니다 ♡