[FF/YAOI/THANKS FOR BE MY LOVE CHAPTER 4]


Title : Thanks For Be My Love

Author : Fitria Utami

Genre : Romance YAOI

Rated : M

Length : Chapter

Cast : Choi Jonghun, Lee Hongki and others

YYY JONGKI  종기 YYY

Jeongmal kamsahamnida buat masukan dan supportnya~ ^^

Author akan lebih bekerja keras~~  hwaiting!! JongKi Jjang!!

Ohya untuk Rated M itu bukan berarti tiap partnya ratednya M loh ya, bisa gila ane bikinnya -_- wkwk

Temukan author di @poposaico

Ssangkyu~~~ ^^

Preview Chapter 3

“Lee Hongki!! Berhenti disitu!”

“Ah, baiklah”, Hongki menjawab kecil lalu berhenti dan membalikkan tubuhnya, seketika itu ia terkaget akan Jonghun yg sudah berada tepat di hadapannya, Hongki memasang tampang polosnya, ia membeku untuk beberapa waktu, dengan secepat kilat ia mencerna untuk beberapa detik, menyentuh kedua bibirnya yg basah itu, dan mulai mengucapkan secara terbata-bata

“Ka..u.. Jong…hun…ah… tad..i…ka..u…men..ci…um…ku?”

YYY JONGKI  종기 YYY

Thanks For Be My Love Chapter 4

Author POV

Jonghun menghempaskan tubuhnya keatas bangku kayu yg terpampang rapi disetiap sudut pinggiran sungai Han, ia mengingat kembali kejadian spontan kala ia mencium Hongki, ia tak tahu mengapa bisa setiba-tiba itu mengejutkannya, sementara Hongki kini masih membeku dan terdiam ditempat yg sama saat ia menciumnya. Jonghun yg kesal karena sikap Hongki yg masih membeku disana mencoba beranjak dari singgasananya saat itu, berjalan berlawanan arah dari Hongki yg berada tepat di utara sungai Han, Jonghun mulai berlari mencari sesuatu yg ia butuhkan, setelah sampai Jonghun mengeluarkan beberapa koin dari dalam jaket tebalnya, memasukkan koin itu kedalam mesin minuman hangat, lalu keluarlah 2 kaleng capucinno yg menjadi favoritnya belakangan ini. Ia kembali berlari, menuju tempat Hongki berdiri. Tentu saja ia sangat yakin Hongki masih berdiri disana, dugaannya tepat. Ia menarik lengan Hongki dan menuntunnya ke bangku terdekat, segera saja ia menyuruh Hongki untuk duduk. Hongki mengepalkan tangannya sejak tadi, ia tak tahu harus bersikap apa terhadap Jonghun, masalahnya ia sempat mendapatkan perilaku lebih dari sekedar ciuman pada saat Jonghun mengingat mantan kekasihnya yg baru saja mereka temui. Hongki bingung apakah ia harus marah ataupun senang. Ia sendiri bimbang dengan kenyataan dan perasaan hatinya. Ia tetap membeku dan tak menatap Jonghun se-inchi pun, Jonghun makin geram. Ia melambai-lambaikan tangannya didepan Hongki dan mencoba membuyarkan lamunannya, Jonghun melihat Hongki mengepalkan kedua tangannya. Jonghun mencoba meminta maaf pada Hongki.

“Hongki-ya, aku minta maaf. Aku benar-benar minta maaf Hongki-ya, maukah kau memaafkanku? Kumohon Hongki-ya~~”

Hongki tetap pada posisi diamnya, ia hanya menatap lurus kearah Jembatan Banpo dihadapannya yg kini sudah tak seramai beberapa jam lalu. Jonghun tetap mencoba meyakinkan Hongki bahwa ia sangat tidak bermaksud untuk melakukan hal itu pada Hongki, Jonghun tak menyerah, walau sudah beberapa kali ia memohon namun tetap saja Hongki tak bergeming.

“Lee Hongki, seseorang yg kuselamatkan saat badai terjadi, mencoba bunuh diri karena menganggap hidupnya yg tak berarti. Seseorang yg sangat dingin dan tak mengindahkan perkataan orang lain, bisa kembali ceria dengan kehadiran sosok baru dalam hidupnya, sosok petugas regu penyelamatan yg hanya tinggal di apartemen kecil, sosok yg kini tepat duduk disampingmu, berparas dewa dan berhati malaikat yg baru saja memberimu hadiah kecil tepat di cherry manismu, apa kau sekarang kembali menjadi Hongki yg dulu saat kau belum mengenalku? Apa kini kau membenciku Hongki-ya? Aku tahu bahwa terkadang aku memiliki sifat yg sangat agresif terhadap semua temanku, tunggu jangan kau berpikir aku melakukan hal yg sama pada semua teman-temanku, kau orang kedua yg pernah mendapat hadiah terbaik yg kumiliki, itu tadi ucapan terimakasihku karena kau telah membantuku. Walaupun akhirnya aku tahu bahwa Jaejin telah memiliki tunangan yg juga teman baikku dan bos barumu, tetapi….

Jonghun sangat berisik malam itu, entah sudah beberapa kata yg ia keluarkan tetap membuat Hongki hanya diam dan tak mendengarkan perkataan Jonghun, namun saat ia mendengar bahwa Jonghun memberikannya ciuman sebagai rasa terimakasih karena telah membantunya untuk menyusun rencana tadi, serta nama Jaejin yg ia sebut membuat Hongki sedikit penasaran akan hubungan Jonghun dengan sosok bernama Jaejin itu. Hongki memotong perkataan Jonghun sejenak.

“Apa kau masih menyukai Jaejin?”

Skak mat! Jonghun terdiam beberapa saat, membuka kaleng capucinno yg beberapa menit lalu menganggur begitu saja didalam genggamannya, ia memberikan pada Hongki 1 kaleng yg tersisa. Jonghun menyuruh Hongki untuk menggenggamnya agar sedikit terasa lebih hangat. Jonghun menghembuskan nafasnya berat, menarik oksigen sebanyak-banyaknya dan mengeluarkannya secara bergentian.

“Ya, aku masih menyukai Lee Jaejin”

Hongki tertegun sesaat, lalu ia membuka kaleng capucinnonya juga, meneguknya hingga tersisa separuh bagian. Hongki kembali bertanya pada Jonghun.

“Lalu mengapa kau tiba-tiba saja menciumku? Kau bilang itu ucapan terimakasihmu Choi Jonghun, tapi tidak semua orang memiliki pemikiran yg sama denganmu”

“Maksudmu Hongki-ya?”

“Kau tahu? Aku sempat berpikir bahwa kau sedikit tertarik padaku, kau ingat beberapa saat lalu setelah kau pulang dari minimarket dan meneguk beberapa botol soju hingga kau sedikit mabuk, lalu kau..

“Kau berpikir aku menyukaimu? Ya, aku tahu itu. Itu murni kesalahanku karena aku terlalu banyak meminum minuman beralkohol itu, bukankah masalah ini sudah selesai Hongki-ya?”, Jonghun memotong cepat karena tahu apa maksud perkataan Hongki

“Aku tak masalah karena perbuatanmu Jonghun-ah, tapi kau tahu siapa yg kau katakan saat kau menciumku? Kau menyebut nama mantan kekasihmu dulu yaitu Lee Jaejin. Apa kau tak bisa merasakan sakit didalam hatiku ini Jonghun-ah..

“Hongki-ya…

“Tunggu dulu, aku belum selesai Jonghun-ah, saat tadi kau menciumku aku sempat berpikir lagi bahwa kau terpengaruh alkohol dan sedikit frustasi akibat kenyataan yg kau hadapi bahwa sahabatmu Wonbin adalah orang yg memiliki mantan kekasihmu itu lalu kau melampiaskannya padaku, bukan begitu Choi Jonghun?”

“Hongki-ya, itu bukan seperti yg kau bayangkan aku tak bermaksud melampiaskan kekesalanku kepadamu, aku sangat sadar dan sepenuhnya sadar, aku tidak dibawah pengaruh alkohol, serta tadi itu refleks Hongki-ya. Itu bukti ucapan terimakasihku padamu”

“Bukti ucapan terimakasih? Kau tahu saat kau menawariku untuk melakukan kencan agar terlihat seperti sepasang kekasih dihadapan mereka aku sangat gugup, terlebih saat kau menyuruhku untuk bersikap manja, aku tak bisa melakukannya. Itu terlalu berat untukku, tapi saat aku melihat tatapanmu kepada mereka yg begitu menyedihkan, aku rela melakukannya asalkan kau senang Jonghunnie. Aku bisa bersikap aegyo padamu, aku rela memanggilmu Jonghunnie dan bersikap seperti dulu denganmu asalkan kumohon Jonghunnie, tolong lupakan sedikit demi sedikit tentang sosok bernama Lee Jaejin itu. Kumohon Jonghunnie~~ kalau kau semakin mengingatnya kau akan menyakiti dua orang sekaligus”

Jonghun terdiam begitu saja, ia tak menyangka bahwa Hongki selama ini menaruh sedikit ketertarikan padanya. Mengapa ia begitu bodoh? Bahkan ia tak tahu apa alasan Hongki sehingga ingin membantunya, setelah mendengar pengakuan hyung-nya itu ia sedikit terhenyak, mencoba mencerna beberapa patah kata yg dilontarkan Hongki.

“Apa kau masih mendengarkanku Jonghunnie?”, Hongki terlalu penasaran akan pikiran Jonghun saat itu, ia mencoba membuyarkan lamunan pemilik hidung paling sempurna itu

“Ah, ne Hongki-ya, aku masih mendengarmu. Kau tahu aku begitu terkejut saat kau mengatakan bahwa kau menyukaiku Hongki-ya, aku tak dapat mengelak bahwa kau terlihat sangat cantik dalam beberapa waktu. Tapi akan kupikirkan kembali tentang kemauan hatiku saat ini Hongki-ya, aku akan mencoba menerima ajakanmu agar melupakan seorang Jaejinnie dan setelah kupikirkan kembali, aku tak ingin menyakiti kedua sahabat terbaikku yaitu kau dan juga Oh Wonbin”

“Baguslah kalau begitu Jonghun-ah, kalau kau butuh bantuanku aku akan membantumu sebisaku dan jika kau merasa canggung kepadaku lupakan sajalah bahwa aku ini orang yg mengagumimu, anggap aku hyungmu atau sahabat terbaikmu. Atau jika kau bertemu orang lain yg membuatmu jatuh cinta, jangan lupa kau memberitahukan hal itu padaku, itu membuatku tak berharap lebih padamu”

“Hahaha, lihatlah itu! ckck Hongki hyung telah berubah menjadi sosok paling dewasa saat ini, apa kau yakin akan perasaanmu padaku hyung-ah? Kalau begitu tetap panggil aku Jonghunnie, arasseo hyung?”, Jonghun sedikit terkikik saat mengucapkan kata-katanya tadi. Mungkin Hongki benar, kini sudah saatnya ia melupakan perlahan-lahan mengenai sosok Jaejin yg telah bahagia bersama sahabatnya itu.

“Mwoya? Apa maumu Jonghun-ah? Aku sangat malu saat mengucapkan itu padamu, tunggu kau Choi Jonghun! Akan kubuat kau menyesal karena harus berpikir dua kali untuk menerimaku! Akan kubuat kau mencintaiku seumur hidupmu. Tunggu kau!”

Kedua remaja sebaya dengan tinggi dan berat badan yg nyaris sama itu berlarian tak jelas dipinggiran sungai Han, sesekali beberapa orang yg lewat hanya tertawa kecil melihat pemandangan aneh dihadapan mereka saat itu. Tak selang beberapa lama keduanya telah terduduk sempurna di bangku kayu berwarna coklat tadi. Jantung mereka terpaksa memompa lebih cepat karena keduanya begitu lelah. Setelah peluh mereka hilang, mereka memutuskan untuk segera kembali ke apartemen dan kembali beristirahat.

YYY JONGKI  종기 YYY

Hongki POV

Hari ini aku memulai pekerjaan baruku sebagai maid di café milik Oh Wonbin. Entah mengapa aku begitu gugup mengingat ini adalah hari pertamaku bekerja. Aku benar-benar gugup, namun untung saja Jonghun memberiku semangat. Ia tak bisa menemaniku karena ia harus kembali bekerja sebagai sukarelawan regu penyelamatnya.

“Hongki-ya hwaiting!! Kau pasti bisa”

Aku kembali menyemangati diriku sendiri, menatap diriku dicermin. Sesekali aku merapihkan surai kecoklatan milikku yg tertata rapi. Aku merapihkan bajuku kembali dan begitu takjub bahwa aku lebih terlihat seperti wanita. Tsk aku kini sadar mengapa banyak orang yg mengataiku yeoja -_-

Aku melangkahkan kakiku menuju pintu depan, kupakai sepatu cats baby pink pemberian Jonghun kemarin. Sedikit terkekeh pelan karena mengingat kejadian yg takkan terlupakan selamanya. Jonghun telah pergi terlebih dahulu, sehingga ia memberikanku kunci cadangan apartemen miliknya itu. Aku selalu berpikir bahwa andai saja waktu itu Jonghun tak menolongku, mungkin saat ini ia sudah pergi jauh ke surga. Aku berjalan dengan semangat menuju lift yg akan membawaku ke lantai dasar. Setelah kutekan tombol di samping pintu lift itu, lift pun terbuka. Aku sedikit takjub karena ada seseorang yg kukenal berdiri angkuh didalam lift.

“Lee Jaejin? Kau perlu sesuatu?”, ucapku spontan

“Kau pacarnya Jonghun kan? Aku ingin bicara denganmu sebentar”

“Tapi aku harus bekerja”

“Aku akan mengikutimu ketempat kerjamu, bukankah kau kerja di café milik tunanganku?”

“Ah, ne. Baiklah”

Author POV

Hongki dan Jaejin telah sampai di café milik Wonbin. Hongki meminta ijin sebentar untuk mengganti pakaiannya dengan baju maid ala café tersebut. Setelah beberapa saat Hongki keluar dengan baju maid yg sangat cocok untuknya –bayangin Yoon Eunhye di Coffee Prince ya- Ia mengantarkan beberapa pesanan pelanggan pagi itu. Kebanyakan dari mereka memesan Coffee Latte dan Waffle untuk sarapan pagi. Bahkan tak jarang ada yg memesan Capucinno dan juga Pancake dengan siraman toping diatasnya. Jaejin telah duduk disudut café, ia memilih sofa empuk dengan pemandangan indah dibelakangnya. Tentu saja indah untuk setiap pelanggan disana, bagaimana tidak? Café itu memiliki dinding yg tembus pandang dengan menggunakan media kaca yg dihiasi beberapa ornamen seperti gambar ulzzang dalam manhwa –seperti manganya korea-

Beberapa café juga tak jarang menjadikan ulzzang sebagai icon café mereka. Biasanya mereka mengupload foto-foto tersebut kedalam beberapa situs web yg mereka miliki, sehingga banyak orang tertarik untuk mengunjunginya. Tentu saja Oh Wonbin pun menggunakan metode yg sama, diapdupadankan dengan suasana hijau yg sangat cocok untuk café miliknya tersebut.

Hongki menghampiri Jaejin yg baru saja menyeruput the hijau pesanannya. Ia duduk disamping Jaejin lalu mulai bertanya maksud Jaejin ingin bicara dengannya.

“Maaf sebelumnya, apa kau ada keperluan penting denganku?”

“Oh, kau sudah datang. Aku ingin memberitahumu beberapa hal”

“Maksudmu?”

“Kau tentu tahu kan bahwa Jonghun sangat mencintaiku bahkan sampai detik ini”

“Ne…?”

“Kau takkan menjadi pacarnya selamanya”

“Maksudmu apa Jaejin? Bukankah kau hanya mantan kekasihnya”

“Ya, aku hanya mantan kekasihnya, tapi asal kau tahu Lee Hongki, Jonghun adalah anak salah satu pengusaha ternama Korea dan tak mungkin orang tuanya akan menyetujui hubungan kalian, terlebih bahwa kau hanyalah anak dari nelayan kecil dan memiliki umma yg sifatnya sangat buruk”

“Tunggu dulu, Jonghun hidup sebatang kara dan orang tuanya sudah meninggal dan kau jangan berbicara sesuatu yg buruk tentang ummaku!”

“Meninggal? Sebatang kara? Sepertinya kau telah ditipu olehnya Lee Hongki. Apakah seorang kekasih tidak tahu menahu tentang pacarnya sendiri,eoh?”

Hongki sedikit terpancing emosinya. Ia sadar bahwa ini bukan saat yg tepat untuk melanjutkan perkataan Jaejin. Kini ia sadar bahwa Jaejin memiliki sesuatu yg bisa menghancurkan lawan bicaranya. Dengan segera Hongki membungkukkan badannya, berlalu begitu saja dari Jaejin yg menunjukkan senyum kemenangannya. Hongki melanjutkan pekerjaannya, namun sesekali masih teringat perkataan Jaejin bahwa Jonghun sebenarnya anak pengusaha kaya dan orang tuanya belum meninggal. Lalu mengapa Jonghun harus berbohong padanya? Apakah ada sesuatu yg disembunyikannya? Atau memang Jaejin hanya menciptakan rekayasa agar ia harus mempercayainya?

YYY JONGKI  종기 YYY

Jam makan siang telah usai beberapa menit lalu. Hongki segera membereskan peralatan makannya begitu saja. Ia kembali melanjutkan pekerjaannya, melayani setiap pelanggan dengan ramah dan senyum terbaiknya. Jaejin telah pergi entah kemana bersama bosnya itu. Jonghunpun tak mengirimkannya beberapa pesan kecil. Padahal Jonghun berjanji akan memberikannya semangat saat ia bekerja. Mungkin Jonghun terlalu sibuk dengan pekerjaannya saat ini. Lagipula ia bukanlah kekasih Jonghun sebenarnya. Beberapa ornamen di pintu masuk kembali berbunyi, menandakan adanya pelanggan yg masuk. Hongki membungkukkan badannya perlahan, memberikan ucapan selamat datang pada tamu dihadapannya, tak lupa ia memberikan beberapa selembaran berisi beberapa diskon yg akan diperoleh jika menjadi pelanggan tetap café milik bosnya itu. Seorang pelanggan memanggilnya tak lama setelah ia selesai menyambut beberapa pelanggan baru.

“Ada yg bisa saya bantu tuan?”, Hongki mulai bertanya pada sosok pria berumur akhir 20-an itu

“Bisa kau berikan nomor ponselmu nona?”

“Eoh?”

Hongki sedikit kesal dibuatnya. Ia membungkukkan badannya lalu segera meminta maaf. Pria tadi hanya merasa sebal dan menganggap Hongki adalah pelayan yg sombong. Hongki sedikit terusik akan permohonan pria tadi. Ia mengeluh pada beberapa rekan kerjanya. Mereka hanya menertawakan Hongki, sebab mereka sudah sering mendapat perlakuan yg sama. Ponsel milik Hongki berbunyi, tertera nama Jonghun disana. Hongki permisi sejenak lalu berlari menuju sudut cafe, tempat khusus para maid. Ia masih terengah-engah karena ia berlari begitu terburu-buru.

“Yeoboseyo Jonghunnie~~ Akhirnya kau menelponku”

“Haha Hongki-ya, apa kau begitu merindukanku? Kita baru beberapa jam tak bertemu”

Hongki mulai menceritakan kejadian yg dialaminya tadi. Namun ia tak menceritakan tentang kedatangan Jaejin secara tiba-tiba itu. Mereka bercerita satu sama lain, tak luput sesekali Hongkipun mendengar suara tertawaan dan ledekan beberapa teman Jonghun dibelakangnya. Mereka mengira bahwa Jonghun telah memiliki kekasih baru sehingga mulai meledeknya. 15 menit berlalu dan Hongki segera menutup flip ponsel miliknya. Ia kembali bekerja, menanti dengan sabar dan melayani dengan penuh senyuman. Beberapa jam berlalu hingga shift Hongkipun selesai. Hongki bergegas pulang ke apartement Jonghun saat itu, ia tak perlu menaiki kendaraan seperti yg dilakukan teman-temannya karena jarak café ke apartement Jonghun hanya tak sampai 1000 meter, ia menaiki lift sambil bersenandung kecil. Tak lama ia sampai di depan pintu apartement Jonghun, namun ia dikejutkan oleh seseorang yg dikenalinya berdiri sombong menatap dirinya.

“Umma…. Kau disini?”

YYY JONGKI  종기 YYY

To be continue……