[FF/YAOI/THANKS FOR BE MY LOVE CHAPTER 3]


Title : Thanks For Be My Love

Author : Fitria Utami

Genre : Romance YAOI

Rated : M

Length : Chapter

Cast : Choi Jonghun, Lee Hongki and others

 

 

 

Annyeong~~

Jeongmal mianhae ya pochan baru sempet ngelanjutin ffnya kemaren

Bener-bener minta maaf juga buat tante bandar, maaf aku sharenya telat T___T *nangis di pojokan*

Oh ya oh ya, aku uda lulus SMA loh >_< makasih doanya, baru selese ikut SNMPTN juga == kkk jadi maklumin saya yah soalnya sibuk banget u,u sekali lagi mianhaee T^T

Kira-kira masih ada yg inget ff ini ga ya? #jeder

 

All of here is Author Point of View [POV]

 

Pohon mapple yg telah usang menjadi saksi kedua pasang mata yg berbeda tatapan, tatapan sepasang mata pertama mengisyaratkan dendam dan kebencian pada sosok lelaki dengan badan tegap didepannya dan sepasang mata kedua membuntuti tatapan pemilik pasang mata pertama. Keduanya hanya terdiam tanpa suara untuk mendengar atau lebih tepatnya menguping pembicaraan dari dua pemuda dengan paras berbeda yg berada sekitar beberapa langkah didepan mereka. Jonghun –sang pemilik sepasang mata pertama- semakin mengepalkan kedua tangannya begitu ia ketahui yg ditemui oleh sahabatnya sendiri adalah Jaejinnie –pemilik paras ayu dari kedua lelaki tersebut- yg notabene adalah mantan kekasihnya yg sangat dicintainya. Sementara sang pemilik sepasang mata kedua –Hongki- hanya duduk termenung di bawah pohon mapple karena tak tahu asal muasal kejadian mengapa ia bisa disulap menjadi Yeoja dan harus mengikuti Jonghun untuk membuntuti sang tuan barunya yg baru dikenalnya beberapa jam lalu Oh Wonbin. Hongki semakin tak berdaya menahan teriknya matahari siang ini, ia bergegas ke tempat berdirinya Jonghun yg entah sejak kapan terlihat seperti stalker yg membuntuti sang idola. Hongki mulai bergumam

 

“Jonghun-ah, sebenarnya untuk apa kita kemari huh? Aku capek, sebaiknya kita pulang”

“Pssst… diamlah sebentar Lee Hongki, aku ingin menyelidiki sesuatu”

 

“Menyelidiki? Kau terlihat seperti membuntuti”

“Psst diamlah, sebentar lagi giliranmu”

“Ha? Maksudmu?”

Jonghun tak menjawab pertanyaan dari Hongki, ia hanya mengisyaratkan Hongki agar berdiri tak jauh darinya, sementara itu percakapan antara Wonbin dan Jaejin semakin memanaskan kedua indera pendengarnya.  Terdengar samar-samar suara Wonbin yg sedikit berteriak

“Jaejinnie, kau tahu, aku sangat mencintaimu lebih dari apapun, tak bisakah kau menungguku beberapa tahun lagi?”

Jonghun yg mendengarnya hanya memasang tampang polos seolah bak penonton yg tak melihat pertunjukan kolosal dari awal. Jonghun mengedarkan pandangannya menuju Jaejin yg terlihat  mulai berpikir, Jaejin mengeluarkan hasil dari renungannya selama beberapa seconds tadi

 

“Kupikir kau benar, aku mungkin hanya terlalu mementingkan egoku, aku berjanji akan selalu bersamamu, aku juga sangat sangat mencintaimu Wonbinnie”

“Benarkah? Terimakasih Jaejinnie, kau memang pacarku yg paling cantik”, Wonbin yg selagi itu sangat gemas pun mencubit kedua pipi Jaejin hingga sang empunya mengeluarkan taringnya

“Cantik? Aku ini namja ==”, Jaejin menjawabnya ketus

“Kau memang seorang namja, tapi apakah kau tak menyadari kecantikanmu, eoh?”, Wonbin sangat senang mengganggu sang uke miliknya itu, merekapun berlarian dan sesekali memainkan ayunan yg mereka duduki bersama itu. Sementara dilain sisi Jonghun yg semakin memanas mulai mengedarkan matanya secara bringas kearah Hongki, lalu dengan anggukan dan bibir yg semakin memucat akibat begitu takjub dengan sosok Jonghun yg baru mulai pasrah digandeng sang pemilik mata kelam itu.

 

 

 

 

Jonghun dan Hongki kini sedang bersiap untuk melaksanakan misi keduanya, mereka mulai mengeluarkan beberapa peralatan piknik dari dalam tas milik Hongki, mereka berdua tepat menggelar karpet mereka di depan Wonbin dan Jaejin yg semakin mesra bermain ayunan.

“Huh seperti anak TK saja bermain ayunan”, Jonghun mendengus kesal begitu saja yg diiringi tegukan ludah milik Hongki. Seakan dunia ini begitu kejam, mengapa ia harus terlibat dalam permainan ini? Setelah mereka menyelesaikan persiapan piknik itu, Hongki mulai mengeluarkan kotak bento yg tadi ia dan Jonghun beli di pinggir jalan, ia mengambil sepotong kimbap dan mulai berseru dengan nada yg dibuat entah sejak kapan sedemikian manisnya itu

 

“Jonghuniee~~~, ayo makan kimbap ini, ini enak loh, aku sendiri yg membuatnya”

 

Hoek -_- Hongki seperti ingin muntah harus bersikap aegyo dan mengibul itu. Jonghun yg merasa Hongki telah mengerjakan perintahnya semakin menaikkan alisnya dan menjawab perkataan Hongki dengan lebih keras lagi dengan maksud agar kedua pasangan di belakangnya mengalihkan pandangannya pada mereka, Jonghun mulai membuka mulutnya dan bergumam

 

“Aigoooo~ Hongki-ya~~ kau memang pacar yg perhatian, Massita! Enak sekali kimbap ini Hongki-ya”

 

Jonghun mengeluarkan smirknya begitu saja pada Hongki yg posisinya menghadap ke arah Wonbin dan Jaejin yg berada di belakang mereka. Hongki meneguk ludah untuk sekian kalinya, ia mengambil beberapa bungkus kue beras dan memulai aksinya kembali.

 

“Jonghunieee, apa kau mau mencicipi kue beras ini? Kata ahjumma sang penjual kue beras ini yg terbaik di Korea loh dan sangat cocok untuk orang yg sedang berkencan”

“Wah Hongki-ya, kau sungguh baik hati sekali, aku makan ya?”

“Ohok… ohok”

 

Jonghun tersedak –dengan disengaja tentunya-, ia semakin menjadi-jadi, membuat sedakannya adalah hal yg paling pas untuk mengusik kedua makhluk yg enggan turun dan mengalihkan pandangannya kedepan. Tepat! Disaat Jonghun memalingkan mukanya untuk berbalik arah dan Hongki yg sedang memukul-mukul kekasih palsunya saat ini mata Wonbin dan Jonghun bertemu.

“Jackpot”, ucap Jonghun ditengah sedakannya

 

 

 

 

“Wah, tak kuduga ternyata kalian disini juga ya? Kebetulan sekali kalau begitu”, Wonbin mulai mengeluarkan beberapa patah katanya. Dia merasa inilah saat yg tepat untuk mengenalkan Jonghun yg notabene adalah sahabat baiknya dengan tunangannya Lee Jaejin

“Ahaha, aku juga tak menyangka kalau kau disini juga Wonbin-ah”

 

Disaat Wonbin –yg ditemani Jaejin tentunya- dan Jonghun yg tengah duduk bersama di karpet mini untuk piknik yg direncanakan oleh Jonghun tadi, Hongki memilih menjauh, duduk dibawah mapple yg sangat sejuk itu, Hongki lebih memilih tertidur dan mengabaikan tertawaan mereka yg semakin menambah bising sore hari itu. Belum semenit juga Hongki terlelap, dia dikagetkan oleh munculnya Jonghun yg dengan paksa menyeretnya untuk duduk di karpet itu juga dan mengikuti meeting kecil bersama teman dan mantan kekasihnya.

 

“Jonghun-ah…

“Wonbin-ah…

Jonghun dan Wonbin sama-sama ingin memulai pembicaraan baru

“Ahaha kau duluan saja”, ucap Jonghun pada Wonbin.

“Hmm, begini Jonghun-ah, aku ingin mengenalkanmu pada seseorang”

Degg…

Bagai ditusuk ribuan jarum, entah sejak kapan Jonghun mulai memegang jemari Hongki yg terlihat disembunyikan di antara bawah hoodienya. Hongki yg melihat gelagat aneh Jonghun hanya menggigit bibirnya dan membalas tatapan Jonghun yg sangat manis itu.

“Ah benarkah?”, Jonghun mulai bertanya diiringi senyuman yg Hongki tahu sangat tak tulus itu

“Ne, kenalkan, ini tunanganku, namanya Lee Jaejin, dan Jaejinnie, kenalkan dia sahabat terbaikku Choi Jonghun”

 

Jaejin hanya menunduk sopan dan dibalas serupa oleh Jonghun. Walaupun keduanya saling mengenal dan dulu sempat saling memiliki, Jonghun tahu bahwa keinginan terbesar Jaejin adalah berpura-pura tak mengenalnya. Hongki yg semakin miris melihat tampang Jonghun saat itu mulai mengeratkan pegangan tangannya pada Jonghun.

 

“Oh ya tadi kau mau berkata apa Jonghun-ah? Katakanlah”

“Ah ne, itu tadi…

 

Hongki membaca gelagat Jonghun dengan cepat ia memotong pembicaraan Jonghun tadi

 

“Maaf tuan Oh, aku lupa memberi tahukan sesuatu saat kita bertemu di café milikmu tadi pagi, aku ingin mengatakan bahwa aku bukan hanya teman Choi Jonghun, tetapi aku juga pacarnya saat ini, benarkan Jonghunnie?”, Hongki terlihat menggembungkan kedua pipinya, membuat Jonghun yg saat itu tak memiliki rasa apapun terhenyak dan berkata dalam hati ‘mengapa aku baru menyadari bahwa kau itu sangat cantik Hongki-ya?’. Jonghun masih tak mengedipkan matanya dan tetap memandang Hongki diikuti tepuk tangan meriah dari Wonbin. Ia terlihat sangat antusias, mengingat Jonghun telah lama tak memiliki pacar sejak kaburnya sosok yeoja yg sangat berarti buat Jonghun, bahkan Wonbin pun tak tahu siapa yeoja itu sebenarnya.

 

 

 

 

“Bye…. Joshimaeyo –hati hati- semoga kita bisa bertemu dilain waktu, kapan-kapan aku akan mengirim email padamu agar kita mengadakan double date bersama dan Hongki-ya, jangan lupa kau mulai bekerja besok”, Jonghun dan Hongki hanya mengganggukan kepalanya berbarengan lalu segera enyah entah kemana bersama motor butut kesayangan Jonghun itu. Ditengah perjalanan Jonghun mulai berujar pada Hongki

 

“Hongki-ya, gomawoyo, tanpa kau mungkin aku takkan berani memunculkan diriku, dan mengetahui bahwa Jaejinnie yg dulu bersamaku adalah tunangan sahabat baikku”

“Ah, ne~~ sesuai janjimu tadi, kali ini kita makan diluar kan? kkkk~~”

Jonghun menghentikan motornya, berhenti di sebuah kedai kecil, ia menyuruh Hongki untuk masuk, diikuti dirinya dibelakangnya.

 

“Eoh? Kita makan disini? Wah, sudah lama sekali aku tak minum-minum dan merasakan aroma nikmatnya beberapa potong daging yg sedang dipanggang, gomawoyo Jonghunnie”

“Mwo? Jonghunnie? Aigoo kau jangan terlalu terbawa suasana, kau tak mau membuat orang lain terpesona padamu kan? Jangan bertindak sok imut begitu”

“Ah iya, aku masih memakai gaya bicara saat kita tadi bersama Wonbin dan..

 

Air muka Jonghun berubah, sepertinya Hongki harus berhati-hati dalam mengucapkan nama Jaejin dan Wonbin. Karena merasa bersalah, Hongki segera menarik lengan Jonghun menuju meja yg masih kosong beberapa meter tak jauh dari tempatnya berdiri.

 

“Uwaaa, massita! Ini enak sekali Jonghun-ah, aku berjanji kalau aku sudah mendapatkan gaji, aku akan mentraktirmu disini kkk ayo makan dagingmu Jonghun-ah”

 

Selagi Hongki menghabiskan makanannya, Jonghun hanya termenung sembari menegak arak yg sudah beberapa botol ia habiskan, Jonghun hanya mengingat kembali bagaimana tatapan dingin Jaejin saat menatapnya tadi.

 

“Kau sudah kenyang?”

“Oh ne, kenyang sekali, ah gomawoyo Jonghunnie kkkk”

“Kalau begitu sekarang giliranku, aku akan membawamu kesuatu tempat dan ingat kau harus mengikutiku, ok?”

“Baiklah…”

 

 

 

Jonghun mempercepat laju motor bututnya, sementara Hongki hanya melirik sebentar jam kecil di tangannya. Jam telah menunjukkan pukul 9 malam, entah Jonghun ingin membawanya kemana, Hongki hanya pasrah, yg terpenting adalah perutnya sudah kenyang. Motor berhenti, Jonghun menyuruh Hongki untuk turun dan sekarang meraka telah sampai di pinggiran sungai Han. Jonghun melangkah lebih dahulu, diikuti langkah kecil sang pemilik sepatu kets berwarna pink pucat beberapa langkah dibelakangnya. Jonghun mengeratkan jaket tebalnya, udara malam di Seoul memang sangatlah dingin, ia melihat ke belakangnya, memastikan bahwa bocah kecil yg harus dipanggilnya dengan sebutan Hyung itu masih mengikutinya, dan ia hanya terheran-heran, mengapa cara jalannya seperti yeoja, ck mungkin ia memanglah yeoja. Jonghun menghentikan langkahnya secara tiba-tiba, membuat Hongki yg berada di belakangnya menubruknya. Bagaimana tidak? Hongki berjalan dengan pandangan mata menunduk, melangkah kecil-kecil sesuai ukuran petak-petak semen sebagai tempat alas kakinya beradu.

 

“Makanya, kalau berhenti itu bilang-bilang”, Hongki mendengus, mengerucutkan bibirnya, membuat Jonghun geram dengan tingkah Hongki saat itu. Hongki melanjutkan ayunan ayunan kecil kakinya, menggerakan tubuhnya seolah ia pebalet handal, ia tak perduli walaupun Jonghun menyuruhnya agar tetap dibelakangnya, ia mengabaikan teriakan kecil Jonghun yg memanggilnya. Sampai ia dengar suara Jonghun yg nyaris mentulikan kedua telinganya itu

 

“Lee Hongki!! Berhenti disitu!”

“Ah, baiklah”, Hongki menjawab kecil lalu berhenti dan membalikkan tubuhnya, seketika itu ia terkaget akan Jonghun yg sudah berada tepat di hadapannya, Hongki memasang tampang polosnya, ia membeku untuk beberapa waktu, dengan secepat kilat ia mencerna untuk beberapa detik, menyentuh kedua bibirnya yg basah itu, dan mulai mengucapkan secara terbata-bata

“Ka..u.. Jong…hun…ah… tad..i…ka..u…men..ci…um…ku?”

 

 

 

To be continue…..

 

[FF/YAOI/THANKS FOR BE MY LOVE CHAPTER 2]


Title: Thanks For Be My Love chapter 2

Author: Fitria Utami

Genre: Romance YAOI

Rated: M

Length: Chapter

Cast: Choi Jonghun, Lee Hongki and others

=================================

 

Author POV

Bunyi percikan air yang terdengar tatkala beradu dengan sepatu kulit milik Hongki terdengar begitu riuh. Kini Hongki sedang berteduh dibawah ramainya pertokoan di sekitar Myeongdeong. Hujan baru saja turun kurang lebih 15 menit yang lalu dan sampai saat ini hanya tercium bau tanah yang begitu khas. Hongki terlihat masih mengerucutkan cherry merahnya, masih terlihat kerutan di kedua ujung alis tipisnya. Ia mendesah berat, membuang semua ingatan tentang kejadian yang beberapa saat lalu terjadi. Pikirannya melambung jauh, mengingat kejadian yang kini menimpa dirinya. Setelah berulang kali berpikir ia pun beranjak dari tempat yang awalnya menjadi tempat perteduhannya. Ia kembali ke apartment kecil milik namja penolong yang baru 2 hari dikenalnya. Ia tersadar bahwa kejadian yang Jonghun lakukan padanya karena Jonghun berada di bawah pengaruh minuman yang mengandung alkohol itu.

 

Beberapa menit kemudian Hongki telah sampai di tempat tujuannya, berpikir kembali sambil sesekali melirik jam tangan miliknya “12.45 PM KST”. Dengan sekuat tenaga ia mengumpulkan sisa energi yang ia miliki, berusaha menekan bel rumah Jonghun yang berada di depannya, tangannya menolak untuk menekan bel itu, namun entah mengapa otaknya memerintahkan demikian.

“Ting Tong”

Tertekan sudahlah bel rumah milik Jonghun. Hongki tertegun pasrah. Ia akan segera melangkahkan kakinya menjauh dari apartment Jonghun itu, namun suara pintu yang terbuka membuatnya enggan beranjak.

 

Jonghun POV

Kepalaku berat, aku rasa aku terlalu terpengaruh oleh efek memabukkan akibat Soju yang kuminum pagi tadi. Aku hendak melangkahkan kakiku ke kamar mandi ketika aku teringat sesuatu “Hongki, Lee Hongki! Gawat! Pasti penyakit pervertku kambuh ketika meminum soju tadi, apa yang harus kulakukan?”

Kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi, kukucek kedua mataku yang sedikit kemerahan, menggosok gigiku karena wangi alkohol masih tercium pekat menusuk setiap insan yang akan menjadi lawan bicaraku nanti. Kuacak rambut sebahuku yang berwarna senada dengan dinding kamar mandi ini. Kutatap kembali wajahku dicermin lalu terkekeh pelan “Rupanya aku makin tampan, pantas saja dulu aku terpilih menjadi salah satu Ulzzang yang terkenal”

“Ting Tong”

Suara bel mengacaukan aktivitas memuji diri sendiri yang baru saja aku lakukan, aku beranjak meninggalkan kamar mandi dan segera menuju pintu masuk.

 

Hongki POV

“Ckreet”

Pintu terbuka, kuhentikan langkah kakiku yang melangkah jauh beberapa mili bergeser dari bibir pintu. Sontak aku berbalik, berusaha menunduk malu dan segera berkata “Jonghun-ssi, bolehkah aku tinggal disini hingga aku memiliki pekerjaan yang dapat membiayai hidupku?”. Entah mengapa aku terlihat seperti pengemis saat ini, aku memohon pada manusia berparas dewa didepanku agar menerima permohonanku. “Hmm masuklah dulu Hongki-ah, kau terlihat seperti ahjumma penagih hutang karena mengucapkan maksudmu didepan pintu seperti ini”, aku tertegun, semakin dalam, aku menyembunyikan wajah maluku. Aku benar-benar tak ingin melihat sosok Jonghun yang berada didepanku kini, namun aku yakin, wajahku pasti sangat memerah seperti kepiting rebus jika melihat kedua mata kelamnya. Aku sudah mencoba untuk menghilangkan pikiranku tentang kejadian tadi pagi, namun nihil, otakku terus mencerna dan mencerna kembali seolah seperti sebuah virus yang perlahan menggerogoti jiwaku.

“Hei! Apa kau mendengarku?” Suara lembut Jonghun kembali menyeretku ke alam sadar, tetap dalam posisi yang sama aku melangkah masuk ke dalam apartment Jonghun.

 

♡♡♡ JONGKI 종기 ♡♡♡

 

Author POV

“Hongki-ah, aku minta maaf”, kata pertama yang terlontar dari mulut sang pemilik apartment ketika mereka berdua telah duduk diruang tamu adalah kata maaf.

Ya, Jonghun sadar benar dengan kejadian pagi tadi. Iapun memohon dengan membungkuk dalam agar Hongki mau memaafkannya.

“Aku juga minta maaf Jonghun-ssi, aku tahu bahwa kau sedang terpengaruh oleh minuman beralkohol yang kau minum itu”, Hongki berusaha menunduk lebih dalam daripada sang lawan bicara dihadapannya karena ia yakin Jonghun pasti melihat semburat merah dipipinya andai saja ia tak ikut menunduk juga.

“Jeongmal mianhamnida Lee Hongki Hyung, aku bahkan rela memanggilmu Hyung jika kau mau memaafkanku”

“Hahaha”, tawa Hongki pecah begitu mendengar Jonghun memanggilnya dengan sebutan Hyung

“Jadi, kau memaafkanku Hyung?”, Jonghun memainkan puppy eyesnya yang seolah membuat Hongki ingin memuntahkan segala isi perutnya saat itu juga.

“Aku memaafkanmu Jonghun-ssi, tapi berhentilah memanggilku Hyung, karena wajahku terlihat lebih muda darimu”, Hongki terlihat meledek. Tanpa mereka sadari keakraban pun kembali tercipta, setelah sebelumnya ada kejadian yang membuat hubungan mereka sedikit renggang.

“Berhenti memanggilku Jonghun-ssi, jika kau tidak mau berhenti memanggilku demikian, maka aku akan kembali memanggilmu Hyung, atau bahkan aku akan memanggilmu Noona kekekeke”. Bantal lumba-lumba berwarna biru langit yang berada di dekat Hongki pun ia lemparkan telak diwajah sang cassanova. Mereka saling bercanda dan bercerita hingga mereka terlelap kelelahan.

 

♡♡♡ JONGKI 종기 ♡♡♡

 

Gelap. Hanya itu yang bisa dilihat oleh penglihatan terbatas milik sang empunya sepasang mata berlian. Ia bahkan tak menyadari bahwa kini hanya sinar sang rembulan yang menerangi keadaan malam di apartment milik Jonghun, Hongki berjalan menuju pintu yang menuju ke balkon yang belum tertutup itu. Perlahan ia menghirup udara malam yang sangat dingin, ditambah kini ia hanya memakai baju tipis bercorak skull yang dipinjamkan Jonghun pagi tadi. Tak terasa bayangan kelam masa lalunya di Kota Incheon terputar di memorinya, ia begitu mengingat perkelahian appa dan ummanya beberapa bulan lalu hingga mereka hampir bercerai. Entah mengapa Hongki begitu kasihan kepada appanya -Lee Donghae- yang selalu bekerja keras demi membiayai kebutuhan dirinya, adiknya Jaeyoung bahkan ummanya -Lee Hyukjae- yang terlihat seperti perempuan tak baik jika appa pergi melaut. Hongki menghembuskan nafas berat, tanpa sadar ia menggigil, mencengkram kerat kedua bahunya yang bergetar hebat. Hongki berniat beranjak masuk kembali kedalam apartment, namun kakinya seolah membeku, seperti ada cakra kuat dari lantai yang membeku seperti es di musim dingin itu.

 

Jonghun POV

Aku terkaget dan bangun begitu saja ketika kusadari bahwa aku belum sempat menyalahkan lampu. Aku bergegas menuju dinding disudut dapur tempat saklar terdekat berada. Namun belum sempat kulangkahkan kakiku kesana kulihat sosok sang dewi bulan yang tertegun menatap malam Kota Seoul, walau yang kulihat hanya punggungnya aku yakin bahwa sosok dewi bulan itu sedang memikul beban yang berat, tersirat kesedihan mendalam di balik sosok cantik itu. Aku melihatnya sedikit bergetar, kini aku yakin ia pasti sedang menggigil kedinginan. Aku melihat ia ingin segera beranjak dari situ, namun kakinya seolah terhimpit magnet dengan kekuatan kutub positif dan kutub negatif yang saling tarik menarik yang sangat kuat. Kusambar begitu saja selimut tebal yang terpampang dihadapanku. Aku berlari dan menghampiri sosok yang beberapa inchi didepanku kini. Aku memasangkan selimut itu dari depan ke belakang punggungnya hingga ia berbalik ke kiri, menatap wajahku lekat. Kami berdua terhipnotis dengan kekuatan mata lawan kami sekarang.

 

Author POV

“Jonghun-ah, kau sudah bangun kah? Gomawo ne kau telah memberikanku selimut ini”, Hongki berusaha memecahkan keheningan yang tercipta antara mereka berdua. Jonghun beranjak dari tempatnya berdiri lalu mengambil kursi lipat dari dalam apartmentnya. Ia lupa mengambil selimut karena selimut yang tersisa hanya 1 yang sedang dikenakan Hongki. Sedangkan selimut cadangan miliknya sedang tersimpan apik didalam ember pakaian yang belum dicuci. Jonghun mulai mendekati Hongki, disuruhnya pemilik surai coklat kemerahan itu duduk di kursi tersebut. Sementara Jonghun lebih memilih untuk berdiri menantang gagahnya bulan purnama yang memberi kesan romantis bagi setiap pasangan di belahan bumi manapun. Jonghun mulai bersua “Aku terbangun dan melihatmu bergetar, kupikir kau kedinginan, jadi kubawakan kau selimut, kau tak apa Hongki-ah?”

“Gomawoyo Jonghunnie, kau sangat baik padaku, ne, gwaenchanayo, aku hanya teringat pada umma, appa dan dongsaengku, apa kau tidak merindukan keluargamu Jonghunnie?”

Pertanyaan Hongki bagai skak mat buat seorang Jonghun, bagaimana tidak, jika ia ditanya mengenai keluarganya ia tak tahu harus menjawab apa, yang ia ketahui appanya adalah pewaris tunggal Hyundai Department Store dan ibunya terkenal sebagai sosok pemain drama terkenal Kim Kibum. Hanya itu, ia dirawat dan dibesarkan oleh pamannya yang bernama Jung Yunho dan istri pamannya Kim Jaejoong.

“Kedua orang tuaku sudah mati dan aku hidup sebatang kara” Jonghun terpaksa berbohong karena ia yakin Hongki akan bertanya lebih tentang ini itu jika Jonghun menjelaskan hal yang sebenarnya

“Mianhaeyo Jonghunnie, aku tak bermaksud..

“Sudahlah, aku mengerti, oh ya, apakah kau berniat mencari pekerjaan?” Jonghun mencoba mengalihkan pembicaraan, Hongki yang mengetahui dengan persis perubahan scene ini pun segera menjawab pertanyaan pemilik kembar onyx itu

“Ah, ne, seperti yang kau lihat, apa kau bisa membantuku Jonghunnie?”

“Hmm, aku tidak yakin, tapi aku akan mencoba membantumu sebisaku Hongki-ah”

“Jinjjayo? Haha kau memang baik hati Jonghunnie” Hongki bangkit dari tempat duduknya, beralih pada Jonghun yang sedang tersenyum melihat bulan, Hongki ingin mengucapkan terimakasih pada Jonghun karena ia bersedia membantunya mencari pekerjaan, namun tepat sebelum Hongki menggapai Jonghun, kulit pisang yang berdiri rapi dihadapannya tak terelakkan, ia tepat menginjak kulit pisang itu dan sebelum Hongki jatuh tepat diatas lantai yang seolah memiliki jiwa itu ia ditahan oleh tangan kekar milik sang dewa penyelamat dirinya “Choi Jonghun”. Sontak mata berlian milik Hongki bertemu dengan kembar onyx kelam milik Jonghun, keduanya sama-sama tak bersua, tak berkedip, ditambah hanya sinar rembulan yang memancarkan cahaya tepat ditengah mereka berdua menambah kesan romantis seolah mereka sepasang kekasih. Tak terbantahkan! Keduanya saling bertatapan, lama, sangat lama, sebelum suara petir tiba-tiba menghancurkan keromantisan yang baru saja tercipta.

 

♡♡♡ JONGKI 종기 ♡♡♡

 

Author POV

Keesokan harinya, sesuai janji Jonghun kemarin ia akan membantu Hongki mencari pekerjaan, ia mengenalkan Hongki pada salah satu temannya Oh Wonbin, teman masa kecilnya, anak dari teman pamannya, bahkan Jonghun sudah menganggap Wonbin sebagai saudaranya sendiri. Wonbin adalah pemilik dari beberapa cafe yang ada di daerah Apgeujeong, ia dikenal ramah dan memiliki senyum yang manis. Setelah beberapa saat mereka berbincang Hongkipun resmi menjadi salah satu pelayan cafe yang berada tak jauh dari apartment Jonghun itu, Jonghun sengaja meminta pada Wonbin agar Hongki ditempatkan tak jauh dari apartmentnya. Setelah mendapat seragam pelayannya dari Wonbin sang pemilik cafe itu, Wonbin beranjak pergi meninggalkan Jonghun dan Hongki yang tengah menikmati secangkir espresso disudut cafe bernuansa hijau itu, Jonghun beranjak menuju toilet yang berada tak jauh dari tempat Wonbin berdiri untuk menerima telepon, ia samar-samar mendengar

“Jaejinnie..

“…”

“Ah, hari ini..

“…”

“Ne, jam 3 sore ditaman biasa?”

“…”

“Ne, nado..

Jonghun memutar otaknya, Jaejinnie? Jaejinnie? Apakah ia Jaejinnie yang sama yang pernah kumiliki? Apa ia benar-benar Jaejinnieku dulu? Tunggu, aku harus menyelidiki ini dan kupikir aku butuh bantuan Hongki.

 

Hongki POV

Aku sangat senang hari ini, aku mendapat pekerjaan baru, setelah aku sukses dengan pekerjaan yang gajinya tak seberapa ini aku akan mencari tempat tinggal dan tak menyusahkan Jonghun lagi, lalu aku akan kembali ke Kota Incheon untuk memulai segalanya dari awal. Akan kubuat ummaku menjadi umma yang baik dan appaku akan kubuat appa agar mencintai umma dengan tulus, lalu Jaeyoungie, aku akan menyekolahkan dia ke tingkat Universitas. Ah, kupikir ini terlalu dini untuk membayangkan hal-hal yang indah kkkk. Jonghun beranjak menuju toilet namun ia masih sempat menguping pembicaraan Wonbin lewat telepon, ya, aku kira seperti itu. Gelagatnya menunjukkan bahwa ia mendengar sesuatu yang mengguncang dunianya. Aku tak tahu pasti, namun kupikir perkiraanku tepat. Tepat setelah Wonbin mematikan sambungan teleponnya, Jonghun menghampiri Wonbin lalu seolah meminta ijin untuk segera pamit, Jonghun berlari ke arahku, ia menarik tanganku cepat, lalu aku membungkuk menandakan tanda hormat pada bos baruku. Seperti dikejar waktu, Jonghun menarikku begitu saja hingga kami berdua terduduk santai diatas taxi yang aku sendiri tak tahu melaju ke mana.

 

♡♡♡ JONGKI 종기 ♡♡♡

 

Jonghun POV

Entah mengapa, aku sangat penasaran dengan sosok Jaejin yang kudengar samar lewat sambungan telepon Wonbin, akupun mempunyai ide agar aku dapat memergoki kemana perginya Wonbin jam 3 sore nanti, untuk itu aku mengajak Hongki pergi ke salah satu Department Store dan membeli beberapa perangkat untuk menyamar, Hongki hanya tertegun melihat tingkah anehku, dalam keadaan bingung, ia hanya mengangguk tak jelas menyetujui semua permohonanku. Karena kulihat Hongki lemas karena kelaparan, kuajak dia ke kedai Ramyun yang tak jauh dari Department Store yang kami datangi tadi. Kami memesan dua mangkuk ramyun rasa kimchi, ya, ini ramyun favoritku, ternyata begitu juga bagi Hongki. “Slurrrp”, suara ramyun yang bergesekan dengan cherry baby pink milik Hongki terdengar nikmat, aku hanya terkekeh melihat tingkah lucu Hongki saat memakan ramyun, ia mengulanginya, namun kali ini kuah ramyun yang tersisa di setiap helai ramyun itu *?* terciprat mengenai mata Hongki, ia kelabakan, dengan sigap kuraih tangan Hongki yang sudah siap mengucek matanya yang perih, lalu kudekatkan wajahku ke wajahnya, semakin dekat dan kutiup mata kanannya yang terkena percikan ramyun, terlihat air matanya meleleh, aku tahu bahwa ini pasti perih. Aku bertanya pada Hongki yang sekarang kondisinya lebih baik “Tak apa? Makanya makannya itu pelan-pelan, ga ada yang kejar kok Hongki-ah hehe”

“Ah, kau tahu Jonghunnie, aku sangat lapar, dan aku sangat suka ramyun, coba saja ada ramyun rasa pisang, aku kan suka sekali pisang”

“Mwo? Jonghun tersedak, apa? apa kau gila Hongki-ah? Ramyun rasa pisang? Akan seperti apa itu nanti ==”

“Haha aku bercanda Jonghunnie, jangan sampai tersedak gitu dong, jadi muncrat nih”

“Maaf, maaf, iya deh aku bersihin”

“Jangan, ga usah, Jonghun ga usah bersihin, biar Hongki aja”

Jonghun dan Hongki sama-sama mengambil tissue yang ada tepat dihadapan mereka, alih-alih mendapar tissue, mereka beruda malah mendapat skinship, tangan Jonghun bertemu tangan Hongki, dan hal itu membuat sensasi luar biasa dalam jantung mereka berdua. Degupan jantung yang saling beradu membuat mereka kikuk dan salah tingkah, segera mereka menjauhkan tangan mereka masing-masing dan melanjutkan makan dalam diam.

 

 

♡♡♡ JONGKI 종기 ♡♡♡

 

Author POV

Waktu telah menunjukkan pukul 14.46 PM KST tinggal beberapa menit lagi orang yang mereka tunggu keluar dari cafenya, benar saja perkiraan mereka, Oh Wonbin, pria berkacamata hitam dengan setelan jas yang mentereng ditambah sepatu kulit yang mengkilap sedang berjalan menuju mobil sport berwarna senada dengan jasnya itu, mereka berdua mulai membuntuti pria mewah yang baru saja berjarak beberapa meter didepannya menuju suatu tempat dimana mereka akan memulai aksi sebagai agen mata-mata.

 

Motor butut milik Jonghun melesat cepat mengikuti jalur dimana Oh Wonbin menuju tempat yang telah dijanjikan bersama seseorang yang dipanggil Wonbin sebagai Jaejinnie.

“Awas!”, teriakan seorang yeoja jadi-jadian yang tepat duduk di belakang Jonghun mengagetkan sang pengendara begitu saja

“Ada apa Hongki-ah? Kau mengagetkanku”, sontak Jonghun menoleh saat Hongki hanya menjawabnya dengan telunjuk yang diedarkan pada sosok Wonbin yang baru saja memarkirkan mobilnya apik di sudut sebuah taman

“Harusnya kau jangan berteriak awas, melainkan stop”, Jonghun menoleh sementara Hongki telah berdiri sempurna dengan setelan yang kini dipakainya, bersama topi wol berwarna pink pucat dan sepatu cats berwarna senada kini siapapun tak mengelak bahwa Hongki lebih mirip seorang yeoja daripada namja.

Jonghun memperhatikan sosok Hongki didepannya, menelan ludah sebentar lalu berujar

“Apakah kau yakin kau seorang pria Hongki-ah?”

“Eung??”

Jonghun tersadar lalu segera menarik Hongki begitu saja, bersembunyi dibelakang pohon mapple yang berdiri kokoh di sudut tenggara taman, sementara sosok Jaejinnie yang ditunngu Wonbin belum menampakkan batang hidungnya.

 

To be continued….

 

♡♡♡ JONGKI 종기 ♡♡♡

사랑합니다 ♡

[FF/YAOI/THANKS FOR BE MY LOVE CHAPTER 1b ]


Annyeong~~

Pochan Lee balik lagi sama chapter 2 nya ya? Kkk XD gomawo buat 형들, 생들, 친구들 yang uda sempet nyisipin waktu buat komen kkkk *banyak bacot lu thor* ok, sekali lagi mian ya buat yang kena tag, silahkan remove jika tak berkenan ^^

Buat yang benci YAOI dan kena tag, author cuman mau bilang jeongmal mianhaeyo ㅠㅅㅠ

Ok, buat yang ga suka YAOI (BOY X BOY) atau takut muntah dan jijik ngebaca FF ini saya tegasin silahkan tutup jendela browser anda sekarang juga!

AUTHOR ABAL, TYPO BERTEBARAN, MPREG, OC, OOT!

 

Here is the next chap ^^

[FF/YAOI/CHAPTER 2/THANKS FOR BE MY LOVE] – RATED M!

 

Main Cast : Choi Jonghun x Lee Hongki

Author : Pochan Lee

 

[FF/YAOI/THANKS FOR BE MY LOVE/CHAPTER 2]

 

Hongki POV

Aku terbangun dari tidur yang begitu membuaiku, aku tak sadar kini mentari telah memunculkan rona kemerahannya di ufuk barat. Aku berusaha bangun dari tempat tidur yang sangat nyaman ini, kulihat kesekelilingku, corak polkadot terhias sempurna menemani kelamnya gorden kamar bermotif senada, aku mulai bergegas meninggalkan tempat yang sangat tidak kukenal ini, aku seharusnya bisa keluar dari sini sangat mudah andaikan rasa nyeri dikepalaku tidak kambuh lagi, aku memutuskan agar tetap disini, dalam posisi ini, dan dalam kebingungan yang semakin membuat nyeri di kepalaku ini bertambah

 

♡♡♡ JONGKI 종기 ♡♡♡

 

Jonghun POV

Aku baru saja hendak memasuki kamarku yang kini bak kamar tamu bagi sang penghuni barunya, aku tanpa sadar membawa namja yang kutolong kemarin di dekat pantai Incheon itu ke apartment kecil milikku ini, aku hanya kasihan melihatnya dengan garis muka penuh kesedihan, aku pun merasa ia memegang beban berat di pundaknya, setelah kemarin aku sempat membawanya ke posko pengungsi tempat dimana para sukarelawan membantu dengan sigap ratusan korban yang diungsikan berada. Aku tak tega jika namja malang ini harus berkumpul bersama mereka, ditempat sekecil itu, tanpa basa basi aku membawanya ke sini, ke kediamanku. Kini kulihat ia sedang bingung menatap kamarku yang tak cukup mewah jika dibndingkan dengan hotel berbintang 5 yang bertebaran di luar sana, namun kuharap ia nyaman untuk tinggal disini sementara waktu hingga kondisinya membaik dan badai yang menerjang daerah asalnya telah berlalu. Tanpa sadar aku menghampirinya segera setelah melihatnya memegang kepalanya yang kesakitan.

 

♡♡♡ JONGKI 종기 ♡♡♡

 

Author POV

“Ya~~~ gwaenchana? Eodiga apayo? Hnn?”, sontak Hongki refleks begitu melihat seseorang berlari padanya dan begitu mengkhawatirkan keadaanya, Hongki membeku, tak bergeming, begitu melihat sepasang mata kelam itu menatap maniknya dalam, raut wajah tampannya berubah pilu penuh kecemasan, ia terus memandangi wajah didepannya hingga ia terbawa suasana, perlahan ada sesuatu dalam dirinya bergejolak, mungkin ia akan melanjutkan aksi menatap lawan bicaranya itu andai saja suara berat yang terdengar khawatir kembali mengagetkannya “Ya~~~ gwaenchana? Jinjja gwaenchana?”, setelah tak bergeming sebelumnya, kini Hongki mulai membalas pertanyaan yang terlontar dari pemilik wajah sedingin es itu “Hnn, aniyo, naega gwaenchanayo”, Hongki berusaha tersenyum semanis mungkin, membuang perasaan aneh yang bergejolak didadanya saat pemilik mata indah dengah pahatan sempurna dihidung dan dagunya menatapnya penuh kekhawatiran. Sang namja yang sedari tadi menunggu jawaban Hongki pun melongoh keras, membuang nafas leganya jauh, saat menyadari bahwa lawan bicara didepannya ini baik-baik saja. Jonghun pun mulai membuka sesi tanya jawabnya pada namja dihadapannya yang memiliki manik mata seindah berlian.

“Ah, syukurlah, aku fikir kau terluka”

“Tidak, aku baik-baik saja dan terimakasih kau telah mengkhawatirkanku”

“Tidak masalah, harusnya aku meminta maaf padamu terlebih dahulu”

“Untuk apa? Kau tidak bersalah apapun…

“Choi Jonghun, kau bisa memanggilku Jonghun”

“Ah~ ne, kau tidak bersalah padaku Jonghun-ssi”

“Aku meminta maaf dengan sungguh-sungguh karena secara lancang membawamu ke istana kecil milikku ini, aku khawatir kau akan kembali ke kotamu, saat ini berita yang kudengar Kota Incheon telah dihantam badai besar”. Hongki memutar kedua maniknya bingung, ia mengingat kejadian hari kemarin saat Jonghun menyelamatkannya, memberikan nafas buatan padanya lalu menariknya paksa agar ikut dengannya menaiki motor bututnya itu, ia berdehem sebentar lalu menarik nafas panjang…

“Hufffth, kalau tidak ada Jonghun-ssi mungkin aku sudah mati, aku tak tahu setan apa yang merasukiku kemarin sehingga dengan mudahnya aku terpengaruh rayuannya”

“Kau salah, kau harusnya kau berterima kasih pada Tuhan, karena dia masih memberikanmu umur…”, Jonghun menggantungkan kalimatnya, menatap manik berlian didepannya dengan penuh tanda tanya

“Hongki, namaku Lee Hongki, aku baru saja berumur 23 tahun 20 hari yang lalu, dan aku seseorang yang sedang mencari jati diri”, Jonghun tertawa puas dan sedikit mengejek sesaat setelah mendengar kata-kata yang baru saja Hongki ucapkan

“Hahaha kau lucu Hongki-ya”

“Pabo! Mengapa mentertawakanku Jonghun-ssi? Aku bahkan dengan sungguh-sungguh sedang mencari jati diri”, Hongki mempoutkan bibirnya sedemikian rupa, menimbulkan cherry kemerahannya itu terlihat menggoda bagi sang lawan didepannya kini, Jonghun menelan ludahnya pelan, membuang jauh-jauh pikiran pervertnya, entah apa yang akan Hongki katakan jika ia melihat sosok asli dibalik topeng palsu berwajah dewa milik Choi Jonghun, Jonghun kembali ke alam sadarnya, mulai mengacak rambut Hongki pelan “Tidak udah memanggilku dengan panggilan hormat seperti itu Hongki-ya, aku juga berumur sepertimu, bahkan kau lebih tua 5 hari dariku”, sepasang manik menatapnya heran, manik itu telah membulat sempurna, seolah kaget dengan ucapan yang baru saja ia dengar, Hongki segera memandang namja didepannya itu dengan pandangan mengejek ‘mana mungkin pria 23 tahun memiliki wajah seorang ahjussi berumur 28 tahun?’, umpat Hongki dalam hati, Hongkipun dengan bangga melipat kedua sisi baju yang sedang dikenakannya, ia melihat asing baju becorak skull yang bukan miliknya itu lalu dengan sekuat tenaga ia menjitak kepala namja didepannya “Kau harusnya memanggilku hyung, dasar dongsaeng tidak sopan!” Tanpa sadar Hongki mulai keluar dari dirinya yang dulu, ia merasakan gejolak dan semangat lebih yang tumbuh dan membara di dalam lubuk hatinya ketika bersama pria bodoh bertampang mesum yang baru saja ia hadiahi dengan jitakan mulus yang tepat mendarat pada batok kepala Jonghun, Jonghun kini sedang meringis kesal dan memikirkan cara bagaimana caranya ia membalas perlakuan namja kurang ajar yang berani menjitaknya dihari kedua mereka bertemu, dihari pertama mereka saling menyapa, di rumahnya, dikamarnya, bahkan di atas ranjangnya *apadeh poch -_____-v*

Jonghun menunjukan seringainya, seolah mendapat ide briliant, lampu-lampu yang berpijar di sekitar kepalanya pun angguk-angguk tak jelas “Ok, aku akan memanggilmu sesuatu *syahrini kali appa -___-* tapi yang ini sesuatu bukan milik syahrini, tapi sesuatu ya sesuatu *readers pingsan* Ah~ i got one! Aku akan memanggimu noona~~~!! Hongki noonaaaa~~~!!”, Jonghun berteriak manja lalu berlari menyambar jaketnya yang entah kapan sudah muncul dihadapannya begitu saja karena takut amarah yang akan meledak di kepala Hongki itu menghanguskan aset terbrsar yang dimilikinya. Hongki berdecak sinis, sambil melompat ala kamen rider yang baru saja berubah lalu loncat dari bed king size milik namja kurang ajar yang menamainya noona, ia bercakar pinggang, mengambil guling sebagai pengganti pedangya lalu dengan langkah bak ksatria dalam dorama Jepang yang pernah ia nonton *Samurai High School* Hongki mengambil gaya ala Haruma Miura yang terlihat alay dan lebay dalam dorama itu akhirnya kesabarannya habis, ia melesat bak roket yang ingin dengan segera tiba di bulan dengan beberapa siraman rohani yang diperuntukkan untuk Jonghun “CHOI JONGHUN PABO!!! SEENAKNYA KAU MEMANGGILKU NOONA~~~ 너저굴래? I’LL KILL YOU!!!”

 

♡♡♡ JONGKI 종기 ♡♡♡

 

Hongki POV

Aku telah mengitari istana sempit seluas lapangan sepak bola (?) milik Jonghun ini tapi tetap tak menemukan batang hidungnya, aku pasrah, tergulai lemas diantara para reptil yang dipelihara anak aneh yang satu itu, aku juga melihat 2 kura-kura yang menakutkan untukku terpajang rapi didalam akuarium tanpa air dan ikan yang dihiasi berbagai batu yang mungkin ia colong, aku memperhatikan rumahnya dengan saksama, aku mendapati pajangan foto seseorang yang tergeletak di ujung lemari pakaian miliknya, aku meraih bingkai itu, menghapus debu yang mengotori bingkai berwarna silver dengan motif ukiran bunga berlapis cat berwarna emas diatasnya ‘Cantik, apakah dia pacar orang aneh itu?’, umpatku dalam hati.

 

Jonghun POV

Aku berlari keluar rumah bukannya takut akan dihabisi oleh Hongki yang terlihat seperti drakula yang akan menghabisi mangsanya, aku berlari karena aku tersadar dirumahku tak ada makanan apapun, hingga aku tak tega melihat wajah Hongki semakin tirus, aku berlari menuju supermarket terdekat, mengambil beberapa cup ramyun, menuju tempat penyimpanan beberapa meal menaruhnya acak didalam keranjang belanjaan yang belum penuh seutuhnya itu, aku pergi ke tempat buah dan sayuran, mengambil beberapa ikat sayuran segar, tak lupa buah peach sebagai pencuci mulut sarapanku bersama Hongki nanti, aku bergegas menuju kasir, namun ketika hendak mengantri aku lupa sesuatu “Ah, kimchi!!” Aku kembali berlari lagi menuju tempat penyimpanan kimchi, mengambil kimchi dengan berat tak sampai 1000 gram itu, aku kembali menuju kasir, dengan tergesa dan tak sabar akhirnya aku menabrak seseorang, barang belanjaannya tumpah, aku membantunya memunguti barang belanjaan miliknya itu, aku tersentak dengan sangat kaget ketika aku melihat siapa namja yang kutabrak tadi “Jaejin~ah” namja itu tersenyum kecut, memalingkan pandangannya dari tatapan takjub dua buah bola mata indah yang terus menatapnya “Kenapa kita harus bertemu lagi Choi Jonghun?”

 

♡♡♡ JONGKI 종기 ♡♡♡

 

Author POV

Jonghun melangkahkan kakinya gontai, ia tak menyangka ia bertemu dengan namja cantik yang dulu pernah menjadi bagian dalam hidupnya, waktu memang masih menunjukkan pukul 10.00 AM KST tetapi Jonghun merasa kini tubuhnya terombang ambing ditengah lautan manusia yang biasanya berlalu lalang dikawasan ini saat makan siang tiba. Jonghun sampai ke apartment yang sudah ditempatinya beberapa tahun ini, seolah lupa akan tugasnya sebagai seorang anggota tim penyelamat yang tidak boleh menunjukkan wajah lesunya Jonghun mengetuk pintu apartmentnya pelan ‘tak ada jawaban’ ia kemudian menekan bel yang langsung menghubungkannya dengan sang penghuni rumah didalamnya “Jonghun~ah, apakah itu kau?”, tanya Hongki dari dalam rumah “Ne, ppalli bukakan aku pintu”. Acara sarapan mereka tak berlangsung seajaib pertengkaran bak anak ajaib mereka tadi pagi, kini hanya suara peperangan yang saling beradu dari beberapa peralatan makan milik Hongki lah yang terdengar nyaring sedangkan sang empunya rumah enggan menyentuh makanan yang telah ia ciptakan itu “Jonghun~ah, kau hebat sekali dalam memasak, masakanmu enak”, ucap Hongki mencairkan suasana tak akur diantara mereka dan mencoba membuang aura hitam yang sedari tadi menyelimuti Jonghun, Jonghun yang mendengar itu hanya tersenyum kecut lalu kembali fokus pada gelas soju dihadapannya, Jonghun bukanlah tipe peminum keras, ia akan mabuk tak sadarkan diri ketika meminum lebih dari beberapa kali tegukan, kata-kata author pun tepat *eh?* kini badan Jonghun terhempas tak berdaya di lantai, Hongki yang tak tega pun berusaha membopohnya ke kamar milik Jonghun direbahkannya tubuh Jonghun lalu ia berniat beranjak segera untuk merapihkan peralatan makan mereka yang masih berhamburan ala anak sekolah taman kanak-kanak. Hongki belum sempat melanjutkan langkahnya yang kedua, namun tangan kekar Jonghun meremas kuat pergelangan tangannya perlahan, Jonghun menarik Hongki hingga Hongki jatuh tepat diatas dada bidangnya, sontak kejadian itu membuat pipi Hongki bergerak naik, memunculkan pipi chubbynya yang terhalang wajah tirusnya, rona merah di pipinya pun tak terbantahkan lagi, Hongki menolak “apa yang akan kau lakukan Jonghun? Jangan bermain-main denganku”

“Tetaplah diam seperti ini, atau kaulah sarapanku pagi ini”, Hongki mendongakkan kepalanya, sontak tak lupa Hongki membulatkan kedua manik yang bak berlian itu, Hongki terlihat takut, tak perduli dengan ancaman Jonghun tadi ia bergerak mencoba melepaskan ikatan kuat dari lengan Jonghun yang memeluk erat pinggangnya, Jonghun tersenyum pahit, seolah mengartikan senyuman itu sebagai hadiah yang akan diberikannya pada Hongki, dengan sigap Jonghun membalikkan tubuhnya, kini dengan sempurna Hongki berada dibawahnya, Hongki mulai merasa tak nyaman ketika Jonghun mulai melancarkan kata-kata mautnya “Kau sangat cantik Tuan Lee”, “Glek!”, Hongki menelan ludahnya dalam menolak setiap pergolakan Jonghun, namun Hongki tak sanggup menolaknya ketika bibir lembut milik Jonghun meresapnya lembut penuh perasaan, seolah Hongki telah terbuai, ia membuka mulut mungilnya itu membiarkan lidah Jonghun bermain didalamnya untuk mengabsen gigi-giginya, perlahan Hongki menggigit bibir bawahnya karena tak mau terbuai oleh permainan yang dikuasai Jonghun “Mendesahlah sweety, jangan kau tahan, aku suka mendengar desahanmu”, Jonghun beralih pada leher jenjang Hongki, Hongki tak dapat menahan bagaimana nikmatnya perlakuan Jonghun, Hongki terbawa suasana hingga kini Hongki sudah bertelanjang dada, dengan lihai dan lincah Jonghun mempermainkan kedua titik yang berada pada dada mulus Hongki, Hongki sukses dibuat merem nelek dengan perlakuan Jonghun, ia mendesah panjang “Ahhhhh” merasakan sesuatu yang keluar dari balik celana panjangnya, Jonghun melepas kaos dan celana panjangnya begitu saja, Jonghun kembali melumat bibir Hongki, kali ini Hongki membalas perlakuan Jonghun, Hongki terbuai, akal sehatnya terbang, Hongki tak tahu bagaimana bisa terlarut dalam permainan penuh dosa ini, Hongki hampir pasrah sebelum beberapa kata itu menghempaskannya dari langit ke tujuh “Seperti biasa, bibirmu sangat manis Jaejin~ah, jangan pergi dariku Lee Jaejin”, “Plak!!”, bekas tamparan keras yang dihadiahi Hongki itu langsung berbekas di pipi namja mulus yang kini sedang terkapar tak berdaya “Cuih! Aku hampir saja masuk dalam jurangmu Choi Jonghun~! Aku bukan Lee Jaejin, aku Lee Hongki! Aku bukanlah orang yang kau nantikan! Pervert! Mesum! Yadong! Sialan kauuu!”, Hongki yang kesal bercakar pinggang, mengambil bajunya yang tadi terhempas begitu saja, masuk ke kamar mandi lalu setelah beberapa menit Hongki keluar dari apartment milik namja berhidung pinokio berotak mesum itu..

 

To Be Continued…